Banyak dari kita yang sering bertanya-tanya “Apa sih definisi Globalisasi itu?”, “Makhluk macam apa itu Globalisasi?”, “Pengaruh Globalisasi ke kita apa sih memangnya?” dan pertanyaan-pertanyaan lain sejenis. Lalu apakah Globalisasi itu sebenarnya?
Anda bisa saja mencari di Wikipedia, tapi tentu di Wikipedia anda tidak akan menemukan referensi-referensi terpercaya secara ilmiah (karena Wikipedia Indonesia tidak dicantumkan penulisnya). Satu-satunya jalan yang bisa anda lakukan adalah mencari dalam bahasa Inggris, dan itupun akan menjadi masalah tersendiri bila anda sangat kurang dalam berbahasa negeri Ratu Elizabeth itu.
Ada beberapa definisi Globalisasi itu sendiri. Definisi Globalisasi menurut Jagdish Bhagwati dalam bukunya In Defense of Globalization adalah proses yang mengintegrasikan ekonomi, masyarakat dan budaya regional melalui jaringan komunikasi, transportasi dan perdagangan. Sedangkan Achmad Suparman menyatakan bahwa Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu/negara di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
ESCWA (United Nations Economic and Social Commission for Western Asia) mempunyai definisi dan penjelasan mengenai globalisasi yang cukup kompleks dan sangat relatif. Menurut mereka Globalisasi adalah suatu pengertian yang bisa didefinisikan dalam banyak hal. Ketika digunakan dalam konteks ekonomi, maka arti globalisasi adalah proses pengurangan atau penghapusan batasa-batasan zona kedaulatan negara dalam rangka mempermudah aliran barang, uang,layanan dan tenaga kerja. Globalisasi bukan fenomena baru karena Globalisasi sudah terjadi sejak zaman abad ke 19, tapi mengalami hambatan pada masa awal perang dunia pertama sampai sekitar tahun 1970’an. Hambatan ini dikarenakan kebijakan proteksi yang dilakukan oleh beberapa negara untuk melindungi industri dalam negerinya. Namun bagaimanapun proses globalisasi itu sendiri terus berkembang pada masa-masa setelahnya hingga hari ini.
Dari beberapa definisi dan penjelasan diatas dapat kita dapatkan kata kunci “Dunia”, “negara”, Jadi dapat saya ungkapkan dengan bahasa sederhana bahwa Globalisasi adalah proses penyatuan perspektif masyarakat berbagai negara di dunia dalam hal apapun. Ya saya cenderung lebih suka menyebut dalam hal apapun karena memang pada kenyataannya Globalisasi tidak hanya terbatas dalam sektor ekonomi, tapi juga telah menyebar dalam berbagai sektor seperti Globalisasi Politik (Blok Barat – Blok timur), Globalisasi Hankam (NATO, Pakta Warsawa), Globalisasi Budaya (lifestyle) bahkan ada pula istilah Globalisasi agama.
Contoh Globalisasi politik yang paling mudah bisa ditemukan adalah pada masa perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua kubu itu saling berebut pengaruh politik di tiap-tiap negara di dunia. Tujuan mutlak dari globalisasi politik ini cukup jelas, yaitu menyeragamkan perspektif politik negara-negara di seluruh dunia. Pada masa sekarangpun kita masih cukup mudah menemukan Globalisasi politik, yaitu propaganda AS akan kehebatan dan kesaktian Demokrasi. Terlepas dari benar tidaknya ideologi tersebut, namun yang pasti proses penyebaran nilai-nilai demokrasi itu adalah termasuk dalam proses Globalisasi.
Sedangkan Globalisasi Hankam ini sebenarnya agak rancu untuk dikategorikan sebagai Globalisasi dalam artian sesungguhnya. Kenapa? Karena Hankam ini pada umumnya adalah sebuah isu yang menjadi konsentrasi suatu negara/regional saja, tidak sampai pada tingkatan global. Contohnya adalah NATO, SEATO dan Pakta Warsawa (dulu). Organisasi-organisasi itu melakukan penyeragaman peralatan dan kekuatan militernya hanya untuk negara-negara yang menjadi anggotanya saja, sedangkan untuk negara luar samasekali tidak dianggap dan justru dianggap sebagai suatu “lawan”. Namun Globalisasi hankam ini tampaknya hanya berlaku bagi negara Superpower seperti Amerika Serikat dan Uni Soviet (dulu) yang bercita-cita menciptakan kesatuan militer dunia dibawah pengawasan dan komandonya.
Mungkin jenis Globalisasi yang paling mudah untuk dilihat oleh semua orang adalah Globalisasi kebudayaan (lifestyle). Globalisasi lifestyle ini mencakup kebiasaan, hiburan, teknologi, dan bahkan kebutuhan hidup. Contohnya adalah gaya hidup hedonisme yang mengharuskan kita berbelanja baju yang bermerek internasional, penggunaan Gadget tertentu yang populer di dunia dan lain sebagainya. Biasanya Globalisasi kebudayaan ini lebih cenderung ke Arah Westernisasi. Definisi westernisasi menurut Samuel P. Huntington dalam bukunya The Clash of Civilazation adalah proses yang mengikuti segala bentuk gaya hidup bangsa barat (Eropa, Amerika Serikat dan Kanada, kecuali Turki, Israel, Eropa Timur dan Rusia).
Sedangkan istilah Globalisasi Agama adalah istilah baru yang belum terbuktikan secara empiris oleh sekelompok pemerhati diskusi lintas agama (http://gazali.wordpress.com/2007/11/01/artikel-21/). Namun inti dari globalisasi ini bukan pada proses penyatuan agama di dunia, namun lebih ke arah sikap tenggangrasa antar pemeluk beragama di dunia sehingga seakan-akan tidak ada perbedaan. Implikasi negatif dari Globalisasi agama ini adalah terciptanya “agama langit” yang berkesan mencampuradukkan dan menyamakan semua agama di dunia.
Globalisasi ekonomi saya kira tidak perlu saya jelaskan karena anda akan menemukan artikel yang sangat banyak mengenai hal itu, baik dalam bahasa Indonesia ataupun bahasa Inggris.
Itulah kira-kira penjelasan mengenai Globalisasi yang saya nilai penting, yaitu mengenai definisi dan contoh. Tentu saja contoh dan definisi diatas belumlah sempurna dan lengkap. Anda dapat mencari contoh-contoh disekitar anda sendiri dan kaitkan dengan definisi dari peneliti tersebut diatas, maka anda akan mendapat pemahaman mengenai globalisasi. Karena bagaimanapun sebagai salah satu warga dunia, kita tidak mungkin lepas dari efek globalisasi itu sendiri.